Friday 21 August 2015

Pemprov Papua Adukan Mahalnya Tiket Pesawat ke Menhub

Jayapura,- Pemerintah Provinsi telah mengadu ke Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Ignatius Jonan terkait mahalnya harga tiket di Papua.

“Kemarin kami sudah laporkan ke Pak Menteri mengenai mahalnya harga tiket pasawat di Papua. Nantinya akan ada pengkajian lebih khusus untuk harga – harga tiket ini,” kata Sekda Papua Hery Dosinaen kepada wartawan usai menutup Diklatpim III di Jayapura, Kamis (20/8).

Sekda mengatakan, dalam pertemuan dengan Menteri Perhubungan juga dibahas soal penambahan armada perusahaan penerbangan baru yang beroperasi di Papua. Sebab minimnya perusahaan penerbangan yang beroperasi di Papua, ikut juga mempengaruhi harga tiket yang melambung tinggi.

Seperti misalnya saat ini harga tiket dari Jayapura – Jakarta saja sudah pada kisaran Rp. 5 – 6 juta lebih di kelas ekonomi untuk sekali jalan. Padahal biasanya harga normal hanya pada kisaran Rp. 2 – 3 juta saja.  “Soal minimnya perusahaan penerbangan yang beroperasi di Papua, ini juga sudah kami laporkan,”aku Sekda.

Seperti diketahui saat ini perusahaan komersil yang beroperasi di Papua seperti Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, Lion Air, Batik Air, Wings Air.
Sedangkan untuk penerbangan perintis/lokal yang beroperasi di pedalaman seperti Trigana  Air Service, Susi Air, Tariku dan juga penerbangan milik missionaris seperti AMA, MAF,  Jayasi.

Menjawab pertanyaan terkait  rencana penambahan pesawat perintis, karena selama ini masih tergantung dengan penerbangan missionaris.

Diakuinya untuk daerah pegunungan memang masih tergantung dengan banyaknya flight perintis dan juga flight komersil.

 “Ini juga tergantung pada pihak pengusaha yang bisa mendatangkan armada – armada yang harus di operasikan di Papua. Tetapi kami ingin mengatakan sebetulnya kondisi ini harus di patuhi semua maaskapai. Misalnya masalah waktu yang harus beroperasi di pedalaman  dan masalah juga kearifan lokal yang harus juga dipatuhi semua yang beroperasi di pedalaman,”katanya lagi.

Sementara itu menjawab pertanyaan terkait sembilan orang penumpang yang tidak sesuai manifest, kata Sekda Dosinaen terkait hal itu, pihak kepolisian dalam hal ini Polda Papua sudah melaksanakan sesuai dengan tupoksinya.

“Sampai sore kemarin sudah bisa diatasi dengan baik, sehingga tidak terjadi kesimpang siuran terutama mengenai asuransi yang diperuntukkan kepada korban – korban yang mengalami kecelakaan didalam pesawat tersebut,”kata Sekda.

Soal masalah penerbangan di Papua ini, kata Sekda perlu ada pembenahan kedepan. “Kita harus mengintervensi semua penerbangan yang harus kita dukung dengan regulasi daerah,”ucapnya.

Seperti diketahui sembilan orang penumpang yang tak sesuai manifest dalam penerbangan Trigana Air Service yang jatuh diantaranya, Yohanis Kiabra diganti dengan Nelson Wayang. Yunus Setamanggi diganti dengan Yana Uropka. Ardono Hikmad diganti dengan Yance Wapdanon, Yundriadi diganti dengan Kayus Kipka. Susilo diganti dengan Terianus Salawala.

Piter diganti dengan Eli Uropmabin, Surya diganti dengan Timius Dupui. Kemudian Marusaha Sitorus diganti dengan Obhet Turukna dan Petrus Tekege diganti dengan Jhon Gasper. (Bams)

PacificPos.com, Jumat, 21 Agustus 2015 20:55